Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pernikahan merupakan sesuatu
hal yang sakral, maka untuk mencari pasangan hidup tidak boleh
asal-asalan. karena pada dasarnya setiap orang hanya ingin punya satu
pasangan dalam hidupnya, walaupun dalam perjalanan banyak hal yang
terjadi. berikut ane akan memberikan tips cara memilih pasangan yang
baik menurut agama islam.
Sabda
Rasulullah SAW :
“Seorang
wanita biasanya dinikahi karena empat hal,yaitu karena hartanya, karena
nasabnya (keturunannya), karena kecantikannya dank arena agamanya. Maka utamakan
memilih istri (wanita) karena agamanya. Kamu akan merugi (bila tidak memilih
karena agamanya).” (HR. Bukhari,Muslim dan Abu Dawud)
Setiap
orang yang berkeluarga pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Maka sebagai
umat islam, kita harus memakai cara pandang dan petunjuk Allah dan Rasulullah
SAW dalam membangun mahligai rumah tangga tersebut.
Bagi
laki-laki agar rumah tangganya bahagia, yang harus dilakukan degan cermat
adalah saat mencari pasangan hidupnya (istri). Bila ia berhasil mendapatkan
wanita shalihah sejati, Insya Allah keluarganya akan bahagia.
Berikut
ini beberapa hal yang harus diperhatikan laki-laki bila hendak memilik istri,
antara lain :
1. Utamakan Yang baik Kualitas Agamanya
Faktor
pertama ini adalah faktor yang paling dominan dan menentukan. Karena Islam
merupakan agama fitrah dan moral yang
mulia, maka suatu pernikahan harus berasaskan tuntunan sifat-sifat
mulia, nilai-nilai luhur dan etika yang baik.
Rasulullah
SAW menilai bahwa wanita shalihah merupakan karunia terbesar bagi
laki-laki, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. :
“Empat perkara, yang apabila dianugerahkan kepada seseorang,maka berarti dia
mendapatkan kebaikan didunia dan diakhirat yaitu hati yang pandai
bersyukur,l isan yang sering berdzikir, tubuh yang bersabar atas musibah, dan
istri yang tidak menganiaya suaminya (bisa menjaga diri dan harta sumaminya).”
(HR. Thabrani)
Kemudian
Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci dari sifat wanita shalihah, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra. :
“Setelah
taqwa kepada Allah Azza wa jalla ,seorang mukmin tidak mendapatkan faedah
sesuatu yang lebih baik dari pada mempunyai istri yang shalehah yang bila
diperintah mentaatinya, bila dipandang menyenangkan, bila disumpah (yakni
perjanjian awal pernikahan) dia menepatinya, dan bila ditinggal (pergi) menjaga
diri dan harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah)
2. Haram menikahi Wanita Musyrik/Kafir
Menikahi
orang kafit dan musyrik diharamkan dalam islam, sebagaimana disinyalir dalam
firman-Nya :
“Dan
janganlah kamu nikahi perempuan-perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
baik daripada perempuan musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS. Al Baqarah :
221)
Kerena
itu,kita tidak boleh menyambung tali perkawinan antara dua hati dan dua akidah
yang bertentangan. Sebab nilai akhir dari pernikahan bukanlah sekedar
pelampiasan seksual, melainkan adanya kesamaan
arah dalam mengarungi bahtera hidup. Itulah rahasia Islam, kenapa
mengharamkan kawin dengan orang yang berbeda agama, karena tidak akan terjalin
kebahagiaan rohani.
3. Utamakan Memilih Yang Bukan Kerabat
Islam
mengajarkan agar dalam memilih calon pendamping dicari orang yang bukan kerabat
sendiri, dengan menitikberatkan kufu’ (keseimbangan derajat) agama, moral dan
nasab yang mulia. Semua itu untuk menjaga kokohnya keturunan. Sebab, pernikahan
antara kerabat, dapat melumpuhkan jasmani dan otak bagi anak turunannya.
Sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW :
“Janganlah
kalian menikahi kerabat dekat, sebab dapat (berakibat) melahirkan anak yang
lemah (akal dan fisiknya).” (Hadist Syarif)
4. Utamakan Wanita Yang Subur (Berketurunan)
Islam
menganjurkan agar seseorang laki-laki (calon suami) memilih perempuan (calon
istri) yang subur dan mencintai,tidak punya penyakit yang menghalangi kehamilan
dan sanggup menjaga tugas sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik.
Untuk
itu tidak perlu heran,ketika seorang menghadap kepada Nabi SAW seraya berkata :
“Wahai Rasulullah, aku mencintai perempuan yang punya kedudukan dan
kekayaan,hanya saja,dia tidak dapat melahirkan keturunan. Apakah dia harus aku
nikahi?” Maka Rasulullah SAW melarangnya. Lalu datang orang kedua,menanyakan
hal yang serupa, Rasulullah SAW pun melarangnya. Akhirnya,datang orang yang
ketiga, dan menanyakan hal yang serupa. Maka beliaupun bersabda : “Menikahlah
dengan perempuan yang subur (dari nasab yang banyak melahirkan anak) dan
mencintai suami,karena aku bangga dengan banyaknya pengikut dari keturunanmu
dihadapan berbagai umat kelak.” (HR. Abu Dawud, Nasa’I dan Hakim)
5. Mengutamakan Yang Masih Gadis
Islam
menganjurkan dalam menentukan pilihan seorang istri,hendaklah mengutamakan
perempuan-perempuan yang masih perawan dari pada
janda. Lebih–lebih bagi jejaka atau mereka yang belum punya keturunan.
“pilihlah
perempuan yang masih perawan, karena paling sedap bibirnya (lidahnya baik bicara), banyak
keturunannya, jarang sifat makarnya, lebih rela dengan kepuasan tabiatnya.” (HR.
Ibnu Majah dan Baihaqi)
Itulah
beberapa hal yang harus diperhatikan setiap lelaki muslim ketika hendak memilih
istri. Semoga istri-istri kita, adalah istri-istri yang shalehah, sehingga rumah
tangga kita menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan wa rahmah. Amiin
Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada
seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang
yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima
kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga
yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau
tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami
istri bisa membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama
anak-anak mereka.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang
yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya, sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah
kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita
sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya,
terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”.
Awalnya kita bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi,
lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya
hubungan, kekurangannya akan menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih
mendominasi kelebihannya.
Untuk kamu yang mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu
dapat mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak
dan apakah kamu siap dengan segala kekurangannya?
1405208050524341083
1405208050524341083
2. Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori, tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau
di awal sudah membongkar semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu
langsung ‘jijik’ dan pergi meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan
berarti kita harus menutupi kekurangan kita, karena jika memang dia
mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya. Jika tidak, lepaskan.
Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
1405207900406325012
1405207900406325012
3. Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap
romantis kepada kamu, namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk
membuka diri dan membiarkan pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan,
pikiran, keinginan dan kekurangan masing-masing?
Jika kalian merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba
pertimbangkan lagi, apa benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah?
Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap
untuk membuka diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?
14052073981282493313
14052073981282493313
4. Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama
intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang
selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu
kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih
dekat ke jenjang pernikahan.
14052071421712043790
14052071421712043790
5. Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan
logika dan wanita lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan
ini, banyak sekali pria yang kewanita-wanitaan dan wanita yang
kepria-priaan, namun percaya lah kodrat tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu dia mencintai
seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan
memikirkan kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang pria, mudah untuk jatuh cinta, namun rasa cinta tersebut juga
cepat hilang, terutama jika logikanya sudah tidak dapat menerima
kekurangan pasangannya.
1405207028612391041
1405207028612391041
6. Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang
sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang
berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya
perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi
dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat
kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia
memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada
banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan
sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti
punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan,
atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita
yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk
menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada
seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Semua perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu
takut dan cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau
mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?
1405207642326206305
1405207642326206305
7. Belajar dari pengalaman pribadi dan orangtua atau orang yang sudah
berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman lah
yang akan mengajarkan kita banyak hal dan mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta, semakin sedikit cinta yang akan kita
beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi takut dan apatis dalam
menjalin sebuah hubungan.
Seringkali orangtua menasehati kita, namun saat panah asmara sudah
menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan tidak jarang kita
merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan seperti
yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang yang lebih
berpengalaman.
Ketakutan akan kekecewaan dan rasa apatis terhadap cinta, sebenarnya
adalah pandangan yang menyesatkan. Namun sayangnya, doktrin dari
teman-teman yang sering putus cinta, orangtua, atau lingkungan sekitar
selalu mengarah ke sana.
Jadi, banyak-banyaklah mendengar dan belajarlah dari pengalaman, bukan
untuk menjadi takut dan apatis, namun untuk memperbaiki pandangan dan
cara kita dalam memilih pasangan yang tepat.
1405206849272136413
1405206849272136413
8. Beri ruang bagi pasangan dan diri sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka yang obsesif, membatasi ruang gerak
pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk pasangan dan diri sendiri
membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan waktu untuk banyak hal, pendidikan
untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang berkarir, teman-teman dan
yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau rasa cemas adalah hal yang wajar dan
kita perlu mengingatkan pasangan kita, saat mereka melakukan hal dibatas
kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan khawatir membuat kita
menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya, maka hubungan
tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
Ruang gerak diperlukan untuk mengetahui dan memperjelas mengenai
perasaan kita dan pasangan kita. Jika ternyata memang pasangan kita
beralih dan memilih yang lain, berarti dia tidak benar-benar mencintai
kita. Atau bisa jadi di masa-masa penjajakan tersebut, malah kita yang
berpaling dan menemukan orang yang lebih baik.
1405206672727280693
1405206672727280693
9. Rumput tetangga selalu lebih hijau.
Bagi kalian, terutama yang selalu membanding-bandingkan pasangan kalian
dengan mantan atau lawan jenis lainnya. Sadar lah, buka mata kalian,
kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah manusia biasa yang
memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan adalah penyakit kejiwaan yang membuat
kita selalu merasa tidak puas dan melihat “rumput tetangga” yang menurut
kita lebih hijau, walau tidak jarang pada akhirnya kita menyesal dan
kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan tepat.
Memilih boleh saja, selama ada pilihan, namun ingat, siap-siap untuk
dicubit, jika kalian ingin mencubit. Karma itu ada. Jadi, jangan
menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin disakiti.
Rumput tetangga boleh lebih hijau, tapi belum tentu lebih baik.
14052065051594695733
14052065051594695733
10. Bisakah kalian saling berpartisipasi dalam kehidupan pasangan
kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah dan kemudian pernikahan mereka
terasa hambar, karena tidak jarang mereka berjalan masing-masing.
Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran dan selera dan
tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak dapat
saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.
Kebanyakan pasangan suami istri, melakukan peran mereka secara umum
saja, namun kurang memperhatikan pasangannya, ini lah yang kemudian
dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan memudarkan perasaan cinta,
bahkan komitmen pernikahan.
Sebuah contoh sederhana dari sebuah cerita yang pernah saya baca.
Sepasang suami istri, melakukan tugasnya dengan baik. Sang istri adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan rumah
sampai larut malam, sedang suami adalah seorang yang workaholic dan
selalu pulang larut malam. Mereka hanya melakukan tugas dan kewajiban
mereka, namun mereka tidak menyediakan waktu dan masuk ke dalam
kehidupan pasangannya.
Pekerjaan dan kewajiban peran suami juga istri dalam rumah tangga memang
penting, namun yang terpenting adalah bagaimana dapat saling mengisi
dan menikmati saat-saat bersama pasangan kita. Walau terlihat sepele,
namun bisa jadi sangat bermakna.
Mungkin bagi kebanyakan wanita, menonton pria bermain game adalah
sesuatu yang membosankan, sama membosankannya dengan seorang pria
menemani wanita berbelanja, tidak dapat dipungkiri.
Lantas bagaimana mengatasinya? Ajak mereka untuk terlibat langsung dalam
aktivitas dan hobi kita. Misalnya saja, saat sedang berbelanja,
libatkan pasangan kita dalam memilih, asal jangan malah berkelahi karena
perbedaan pendapat.
Lantas bagaimana jika ternyata kalian memiliki selera yang berbeda dan
sering berkelahi karena perbedaan tersebut? Mungkin kalian bisa
membicarakan topik lain yang tidak bersangkutan dengan hobi kalian atau
belajar lebih menghargai pendapat pasangan kalian dan mengalah.
14052084461233579607
14052084461233579607
11. Belajar merelakan dan menerima.
Jika suatu saat, ketika kamu ditinggalkan oleh orang yang benar-benar
kamu cintai, maka relakan lah dan jalani hidup seperti sebelum kamu
bersamanya. Lagi-lagi sebuah teori yang mudah diucapkan namun sulit
dilaksanakan.
Mudah untuk jatuh cinta, tidak butuh waktu yang lama, namun untuk
melupakannya, mungkin butuh waktu sampai kita menutup mata.
Percaya lah, merelakan seseorang akan lebih baik daripada memaksanya
untuk terus bersama kita, karena kita juga tidak akan bahagia, untuk apa
kamu mendapatkan sebuah raga kosong tanpa jiwa? Bisa dipastikan,
hubungan yang dipaksakan, tidak akan berakhir bahagia.
Dalam hidup, akan ada yang datang dan pergi, dalam segala hal. Yang
perlu kita lakukan adalah beradaptasi dan membuka hati dan pikiran,
jangan terus fokus kepada masalalu. Show must go on.
Untuk sukses, kita harus berjuang mati-matian, jatuh bangun untuk
mencapainya. Sama halnya dengan mencari pasangan hidup yang tepat. Pada
akhirnya kita mungkin akan melewati beberapa orang yang tidak cocok dan
memang bukan jodoh kita, agar kita belajar dari kesalahan dan pengalaman
untuk memilah dan mendapatkan pasangan hidup yang tepat.
14052075055072607
14052075055072607
12. Jangan terburu-buru untuk menikah
Jika kalian merasa semua kriteria di atas telah terpenuhi, maka sudah
saatnya membicarakan hal yang lebih serius yaitu menikah.
Menikah butuh kesiapan fisik dan mental, juga materi. Semua tidak dapat
terpisahkan, ada banyak pasangan yang bercerai karena masalah finansial
sampai masalah mengurus anak. Ada baiknya, sebelum melaksanakan
pernikahan, kamu dan pasangan kamu sudah berkomitmen dan mempersiapkan
langkah kalian setelah menikah dan menyiapkan segala kebutuhannya.
Misalnya saja perencanaan ingin punya anak berapa, bagaimana tabungan
atau investasi yang ingin diambil untuk biaya pendidikan anak nantinya
dan sebagainya.
Pernikahan harus lah berdasarkan logika dan komitmen, jangan semata-mata
hanya berdasarkan emosi atau “suka sama suka”, karena rasa suka bisa
hilang, rasa cinta bisa pudar, namun jika logika, komitmen dan perasaan
telah menjadi dasar sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut bisa
bertahan lama.
Memilih pasangan yang tepat bukan perkara mudah. Hidup tanpa kekasih
memang menyedihkan, tapi akan lebih menyedihkan jika menghabiskan sisa
hidup bersama orang yang tidak tepat.
Memilih lah selagi bisa memilih, sebelum terlambat dan menyesal. Ingat,
hidup adalah pilihan, masa depan adalah konsekuensi dari perbuatan kamu
di masa sekarang dan masa lalu. Hanya kamu lah satu-satunya orang yang
bisa menentukan kebahagiaan dan jalan hidupmu.
Note: Tulisan di atas murni karya saya pribadi. Untuk saran atau kritik
dan tanya jawab, silakan isi di kolom komentar. Silakan copy paste,
namun tetap santun dengan cara memasukkan nama dan email penulis.
Semoga tulisan saya dapat membantu pembaca terutama untuk kalian yang
belum menikah agar lebih cermat dalam memilih pasangan hidup
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryukiseki/tips-memilih-pasangan-yang-tepat-sebelum-menikah_54f6abeea33311ea5a8b45d6
Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada
seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang
yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima
kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga
yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau
tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami
istri bisa membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama
anak-anak mereka.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang
yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya, sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah
kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita
sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya,
terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”.
Awalnya kita bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi,
lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya
hubungan, kekurangannya akan menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih
mendominasi kelebihannya.
Untuk kamu yang mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu
dapat mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak
dan apakah kamu siap dengan segala kekurangannya?
1405208050524341083
1405208050524341083
2. Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori, tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau
di awal sudah membongkar semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu
langsung ‘jijik’ dan pergi meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan
berarti kita harus menutupi kekurangan kita, karena jika memang dia
mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya. Jika tidak, lepaskan.
Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
1405207900406325012
1405207900406325012
3. Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap
romantis kepada kamu, namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk
membuka diri dan membiarkan pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan,
pikiran, keinginan dan kekurangan masing-masing?
Jika kalian merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba
pertimbangkan lagi, apa benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah?
Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap
untuk membuka diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?
14052073981282493313
14052073981282493313
4. Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama
intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang
selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu
kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih
dekat ke jenjang pernikahan.
14052071421712043790
14052071421712043790
5. Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan
logika dan wanita lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan
ini, banyak sekali pria yang kewanita-wanitaan dan wanita yang
kepria-priaan, namun percaya lah kodrat tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu dia mencintai
seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan
memikirkan kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang pria, mudah untuk jatuh cinta, namun rasa cinta tersebut juga
cepat hilang, terutama jika logikanya sudah tidak dapat menerima
kekurangan pasangannya.
1405207028612391041
1405207028612391041
6. Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang
sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang
berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya
perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi
dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat
kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia
memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada
banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan
sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti
punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan,
atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita
yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk
menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada
seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Semua perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu
takut dan cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau
mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?
1405207642326206305
1405207642326206305
7. Belajar dari pengalaman pribadi dan orangtua atau orang yang sudah
berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman lah
yang akan mengajarkan kita banyak hal dan mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta, semakin sedikit cinta yang akan kita
beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi takut dan apatis dalam
menjalin sebuah hubungan.
Seringkali orangtua menasehati kita, namun saat panah asmara sudah
menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan tidak jarang kita
merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan seperti
yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang yang lebih
berpengalaman.
Ketakutan akan kekecewaan dan rasa apatis terhadap cinta, sebenarnya
adalah pandangan yang menyesatkan. Namun sayangnya, doktrin dari
teman-teman yang sering putus cinta, orangtua, atau lingkungan sekitar
selalu mengarah ke sana.
Jadi, banyak-banyaklah mendengar dan belajarlah dari pengalaman, bukan
untuk menjadi takut dan apatis, namun untuk memperbaiki pandangan dan
cara kita dalam memilih pasangan yang tepat.
1405206849272136413
1405206849272136413
8. Beri ruang bagi pasangan dan diri sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka yang obsesif, membatasi ruang gerak
pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk pasangan dan diri sendiri
membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan waktu untuk banyak hal, pendidikan
untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang berkarir, teman-teman dan
yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau rasa cemas adalah hal yang wajar dan
kita perlu mengingatkan pasangan kita, saat mereka melakukan hal dibatas
kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan khawatir membuat kita
menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya, maka hubungan
tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
Ruang gerak diperlukan untuk mengetahui dan memperjelas mengenai
perasaan kita dan pasangan kita. Jika ternyata memang pasangan kita
beralih dan memilih yang lain, berarti dia tidak benar-benar mencintai
kita. Atau bisa jadi di masa-masa penjajakan tersebut, malah kita yang
berpaling dan menemukan orang yang lebih baik.
1405206672727280693
1405206672727280693
9. Rumput tetangga selalu lebih hijau.
Bagi kalian, terutama yang selalu membanding-bandingkan pasangan kalian
dengan mantan atau lawan jenis lainnya. Sadar lah, buka mata kalian,
kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah manusia biasa yang
memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan adalah penyakit kejiwaan yang membuat
kita selalu merasa tidak puas dan melihat “rumput tetangga” yang menurut
kita lebih hijau, walau tidak jarang pada akhirnya kita menyesal dan
kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan tepat.
Memilih boleh saja, selama ada pilihan, namun ingat, siap-siap untuk
dicubit, jika kalian ingin mencubit. Karma itu ada. Jadi, jangan
menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin disakiti.
Rumput tetangga boleh lebih hijau, tapi belum tentu lebih baik.
14052065051594695733
14052065051594695733
10. Bisakah kalian saling berpartisipasi dalam kehidupan pasangan
kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah dan kemudian pernikahan mereka
terasa hambar, karena tidak jarang mereka berjalan masing-masing.
Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran dan selera dan
tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak dapat
saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.
Kebanyakan pasangan suami istri, melakukan peran mereka secara umum
saja, namun kurang memperhatikan pasangannya, ini lah yang kemudian
dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan memudarkan perasaan cinta,
bahkan komitmen pernikahan.
Sebuah contoh sederhana dari sebuah cerita yang pernah saya baca.
Sepasang suami istri, melakukan tugasnya dengan baik. Sang istri adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan rumah
sampai larut malam, sedang suami adalah seorang yang workaholic dan
selalu pulang larut malam. Mereka hanya melakukan tugas dan kewajiban
mereka, namun mereka tidak menyediakan waktu dan masuk ke dalam
kehidupan pasangannya.
Pekerjaan dan kewajiban peran suami juga istri dalam rumah tangga memang
penting, namun yang terpenting adalah bagaimana dapat saling mengisi
dan menikmati saat-saat bersama pasangan kita. Walau terlihat sepele,
namun bisa jadi sangat bermakna.
Mungkin bagi kebanyakan wanita, menonton pria bermain game adalah
sesuatu yang membosankan, sama membosankannya dengan seorang pria
menemani wanita berbelanja, tidak dapat dipungkiri.
Lantas bagaimana mengatasinya? Ajak mereka untuk terlibat langsung dalam
aktivitas dan hobi kita. Misalnya saja, saat sedang berbelanja,
libatkan pasangan kita dalam memilih, asal jangan malah berkelahi karena
perbedaan pendapat.
Lantas bagaimana jika ternyata kalian memiliki selera yang berbeda dan
sering berkelahi karena perbedaan tersebut? Mungkin kalian bisa
membicarakan topik lain yang tidak bersangkutan dengan hobi kalian atau
belajar lebih menghargai pendapat pasangan kalian dan mengalah.
14052084461233579607
14052084461233579607
11. Belajar merelakan dan menerima.
Jika suatu saat, ketika kamu ditinggalkan oleh orang yang benar-benar
kamu cintai, maka relakan lah dan jalani hidup seperti sebelum kamu
bersamanya. Lagi-lagi sebuah teori yang mudah diucapkan namun sulit
dilaksanakan.
Mudah untuk jatuh cinta, tidak butuh waktu yang lama, namun untuk
melupakannya, mungkin butuh waktu sampai kita menutup mata.
Percaya lah, merelakan seseorang akan lebih baik daripada memaksanya
untuk terus bersama kita, karena kita juga tidak akan bahagia, untuk apa
kamu mendapatkan sebuah raga kosong tanpa jiwa? Bisa dipastikan,
hubungan yang dipaksakan, tidak akan berakhir bahagia.
Dalam hidup, akan ada yang datang dan pergi, dalam segala hal. Yang
perlu kita lakukan adalah beradaptasi dan membuka hati dan pikiran,
jangan terus fokus kepada masalalu. Show must go on.
Untuk sukses, kita harus berjuang mati-matian, jatuh bangun untuk
mencapainya. Sama halnya dengan mencari pasangan hidup yang tepat. Pada
akhirnya kita mungkin akan melewati beberapa orang yang tidak cocok dan
memang bukan jodoh kita, agar kita belajar dari kesalahan dan pengalaman
untuk memilah dan mendapatkan pasangan hidup yang tepat.
14052075055072607
14052075055072607
12. Jangan terburu-buru untuk menikah
Jika kalian merasa semua kriteria di atas telah terpenuhi, maka sudah
saatnya membicarakan hal yang lebih serius yaitu menikah.
Menikah butuh kesiapan fisik dan mental, juga materi. Semua tidak dapat
terpisahkan, ada banyak pasangan yang bercerai karena masalah finansial
sampai masalah mengurus anak. Ada baiknya, sebelum melaksanakan
pernikahan, kamu dan pasangan kamu sudah berkomitmen dan mempersiapkan
langkah kalian setelah menikah dan menyiapkan segala kebutuhannya.
Misalnya saja perencanaan ingin punya anak berapa, bagaimana tabungan
atau investasi yang ingin diambil untuk biaya pendidikan anak nantinya
dan sebagainya.
Pernikahan harus lah berdasarkan logika dan komitmen, jangan semata-mata
hanya berdasarkan emosi atau “suka sama suka”, karena rasa suka bisa
hilang, rasa cinta bisa pudar, namun jika logika, komitmen dan perasaan
telah menjadi dasar sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut bisa
bertahan lama.
Memilih pasangan yang tepat bukan perkara mudah. Hidup tanpa kekasih
memang menyedihkan, tapi akan lebih menyedihkan jika menghabiskan sisa
hidup bersama orang yang tidak tepat.
Memilih lah selagi bisa memilih, sebelum terlambat dan menyesal. Ingat,
hidup adalah pilihan, masa depan adalah konsekuensi dari perbuatan kamu
di masa sekarang dan masa lalu. Hanya kamu lah satu-satunya orang yang
bisa menentukan kebahagiaan dan jalan hidupmu.
Note: Tulisan di atas murni karya saya pribadi. Untuk saran atau kritik
dan tanya jawab, silakan isi di kolom komentar. Silakan copy paste,
namun tetap santun dengan cara memasukkan nama dan email penulis.
Semoga tulisan saya dapat membantu pembaca terutama untuk kalian yang
belum menikah agar lebih cermat dalam memilih pasangan hidup
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryukiseki/tips-memilih-pasangan-yang-tepat-sebelum-menikah_54f6abeea33311ea5a8b45d6
Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada
seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang
yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima
kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga
yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau
tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami
istri bisa membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama
anak-anak mereka.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang
yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya, sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah
kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita
sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya,
terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”.
Awalnya kita bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi,
lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya
hubungan, kekurangannya akan menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih
mendominasi kelebihannya.
Untuk kamu yang mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu
dapat mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak
dan apakah kamu siap dengan segala kekurangannya?
1405208050524341083
1405208050524341083
2. Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori, tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau
di awal sudah membongkar semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu
langsung ‘jijik’ dan pergi meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan
berarti kita harus menutupi kekurangan kita, karena jika memang dia
mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya. Jika tidak, lepaskan.
Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
1405207900406325012
1405207900406325012
3. Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap
romantis kepada kamu, namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk
membuka diri dan membiarkan pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan,
pikiran, keinginan dan kekurangan masing-masing?
Jika kalian merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba
pertimbangkan lagi, apa benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah?
Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap
untuk membuka diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?
14052073981282493313
14052073981282493313
4. Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama
intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang
selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu
kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih
dekat ke jenjang pernikahan.
14052071421712043790
14052071421712043790
5. Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan
logika dan wanita lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan
ini, banyak sekali pria yang kewanita-wanitaan dan wanita yang
kepria-priaan, namun percaya lah kodrat tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu dia mencintai
seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan
memikirkan kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang pria, mudah untuk jatuh cinta, namun rasa cinta tersebut juga
cepat hilang, terutama jika logikanya sudah tidak dapat menerima
kekurangan pasangannya.
1405207028612391041
1405207028612391041
6. Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang
sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang
berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya
perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi
dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat
kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia
memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada
banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan
sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti
punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan,
atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita
yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk
menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada
seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Semua perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu
takut dan cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau
mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?
1405207642326206305
1405207642326206305
7. Belajar dari pengalaman pribadi dan orangtua atau orang yang sudah
berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman lah
yang akan mengajarkan kita banyak hal dan mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta, semakin sedikit cinta yang akan kita
beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi takut dan apatis dalam
menjalin sebuah hubungan.
Seringkali orangtua menasehati kita, namun saat panah asmara sudah
menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan tidak jarang kita
merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan seperti
yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang yang lebih
berpengalaman.
Ketakutan akan kekecewaan dan rasa apatis terhadap cinta, sebenarnya
adalah pandangan yang menyesatkan. Namun sayangnya, doktrin dari
teman-teman yang sering putus cinta, orangtua, atau lingkungan sekitar
selalu mengarah ke sana.
Jadi, banyak-banyaklah mendengar dan belajarlah dari pengalaman, bukan
untuk menjadi takut dan apatis, namun untuk memperbaiki pandangan dan
cara kita dalam memilih pasangan yang tepat.
1405206849272136413
1405206849272136413
8. Beri ruang bagi pasangan dan diri sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka yang obsesif, membatasi ruang gerak
pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk pasangan dan diri sendiri
membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan waktu untuk banyak hal, pendidikan
untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang berkarir, teman-teman dan
yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau rasa cemas adalah hal yang wajar dan
kita perlu mengingatkan pasangan kita, saat mereka melakukan hal dibatas
kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan khawatir membuat kita
menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya, maka hubungan
tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
Ruang gerak diperlukan untuk mengetahui dan memperjelas mengenai
perasaan kita dan pasangan kita. Jika ternyata memang pasangan kita
beralih dan memilih yang lain, berarti dia tidak benar-benar mencintai
kita. Atau bisa jadi di masa-masa penjajakan tersebut, malah kita yang
berpaling dan menemukan orang yang lebih baik.
1405206672727280693
1405206672727280693
9. Rumput tetangga selalu lebih hijau.
Bagi kalian, terutama yang selalu membanding-bandingkan pasangan kalian
dengan mantan atau lawan jenis lainnya. Sadar lah, buka mata kalian,
kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah manusia biasa yang
memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan adalah penyakit kejiwaan yang membuat
kita selalu merasa tidak puas dan melihat “rumput tetangga” yang menurut
kita lebih hijau, walau tidak jarang pada akhirnya kita menyesal dan
kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan tepat.
Memilih boleh saja, selama ada pilihan, namun ingat, siap-siap untuk
dicubit, jika kalian ingin mencubit. Karma itu ada. Jadi, jangan
menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin disakiti.
Rumput tetangga boleh lebih hijau, tapi belum tentu lebih baik.
14052065051594695733
14052065051594695733
10. Bisakah kalian saling berpartisipasi dalam kehidupan pasangan
kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah dan kemudian pernikahan mereka
terasa hambar, karena tidak jarang mereka berjalan masing-masing.
Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran dan selera dan
tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak dapat
saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.
Kebanyakan pasangan suami istri, melakukan peran mereka secara umum
saja, namun kurang memperhatikan pasangannya, ini lah yang kemudian
dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan memudarkan perasaan cinta,
bahkan komitmen pernikahan.
Sebuah contoh sederhana dari sebuah cerita yang pernah saya baca.
Sepasang suami istri, melakukan tugasnya dengan baik. Sang istri adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan rumah
sampai larut malam, sedang suami adalah seorang yang workaholic dan
selalu pulang larut malam. Mereka hanya melakukan tugas dan kewajiban
mereka, namun mereka tidak menyediakan waktu dan masuk ke dalam
kehidupan pasangannya.
Pekerjaan dan kewajiban peran suami juga istri dalam rumah tangga memang
penting, namun yang terpenting adalah bagaimana dapat saling mengisi
dan menikmati saat-saat bersama pasangan kita. Walau terlihat sepele,
namun bisa jadi sangat bermakna.
Mungkin bagi kebanyakan wanita, menonton pria bermain game adalah
sesuatu yang membosankan, sama membosankannya dengan seorang pria
menemani wanita berbelanja, tidak dapat dipungkiri.
Lantas bagaimana mengatasinya? Ajak mereka untuk terlibat langsung dalam
aktivitas dan hobi kita. Misalnya saja, saat sedang berbelanja,
libatkan pasangan kita dalam memilih, asal jangan malah berkelahi karena
perbedaan pendapat.
Lantas bagaimana jika ternyata kalian memiliki selera yang berbeda dan
sering berkelahi karena perbedaan tersebut? Mungkin kalian bisa
membicarakan topik lain yang tidak bersangkutan dengan hobi kalian atau
belajar lebih menghargai pendapat pasangan kalian dan mengalah.
14052084461233579607
14052084461233579607
11. Belajar merelakan dan menerima.
Jika suatu saat, ketika kamu ditinggalkan oleh orang yang benar-benar
kamu cintai, maka relakan lah dan jalani hidup seperti sebelum kamu
bersamanya. Lagi-lagi sebuah teori yang mudah diucapkan namun sulit
dilaksanakan.
Mudah untuk jatuh cinta, tidak butuh waktu yang lama, namun untuk
melupakannya, mungkin butuh waktu sampai kita menutup mata.
Percaya lah, merelakan seseorang akan lebih baik daripada memaksanya
untuk terus bersama kita, karena kita juga tidak akan bahagia, untuk apa
kamu mendapatkan sebuah raga kosong tanpa jiwa? Bisa dipastikan,
hubungan yang dipaksakan, tidak akan berakhir bahagia.
Dalam hidup, akan ada yang datang dan pergi, dalam segala hal. Yang
perlu kita lakukan adalah beradaptasi dan membuka hati dan pikiran,
jangan terus fokus kepada masalalu. Show must go on.
Untuk sukses, kita harus berjuang mati-matian, jatuh bangun untuk
mencapainya. Sama halnya dengan mencari pasangan hidup yang tepat. Pada
akhirnya kita mungkin akan melewati beberapa orang yang tidak cocok dan
memang bukan jodoh kita, agar kita belajar dari kesalahan dan pengalaman
untuk memilah dan mendapatkan pasangan hidup yang tepat.
14052075055072607
14052075055072607
12. Jangan terburu-buru untuk menikah
Jika kalian merasa semua kriteria di atas telah terpenuhi, maka sudah
saatnya membicarakan hal yang lebih serius yaitu menikah.
Menikah butuh kesiapan fisik dan mental, juga materi. Semua tidak dapat
terpisahkan, ada banyak pasangan yang bercerai karena masalah finansial
sampai masalah mengurus anak. Ada baiknya, sebelum melaksanakan
pernikahan, kamu dan pasangan kamu sudah berkomitmen dan mempersiapkan
langkah kalian setelah menikah dan menyiapkan segala kebutuhannya.
Misalnya saja perencanaan ingin punya anak berapa, bagaimana tabungan
atau investasi yang ingin diambil untuk biaya pendidikan anak nantinya
dan sebagainya.
Pernikahan harus lah berdasarkan logika dan komitmen, jangan semata-mata
hanya berdasarkan emosi atau “suka sama suka”, karena rasa suka bisa
hilang, rasa cinta bisa pudar, namun jika logika, komitmen dan perasaan
telah menjadi dasar sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut bisa
bertahan lama.
Memilih pasangan yang tepat bukan perkara mudah. Hidup tanpa kekasih
memang menyedihkan, tapi akan lebih menyedihkan jika menghabiskan sisa
hidup bersama orang yang tidak tepat.
Memilih lah selagi bisa memilih, sebelum terlambat dan menyesal. Ingat,
hidup adalah pilihan, masa depan adalah konsekuensi dari perbuatan kamu
di masa sekarang dan masa lalu. Hanya kamu lah satu-satunya orang yang
bisa menentukan kebahagiaan dan jalan hidupmu.
Note: Tulisan di atas murni karya saya pribadi. Untuk saran atau kritik
dan tanya jawab, silakan isi di kolom komentar. Silakan copy paste,
namun tetap santun dengan cara memasukkan nama dan email penulis.
Semoga tulisan saya dapat membantu pembaca terutama untuk kalian yang
belum menikah agar lebih cermat dalam memilih pasangan hidup
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryukiseki/tips-memilih-pasangan-yang-tepat-sebelum-menikah_54f6abeea33311ea5a8b45d6
Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada
seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang
yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima
kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga
yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau
tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami
istri bisa membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama
anak-anak mereka.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang
yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya, sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah
kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita
sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya,
terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”.
Awalnya kita bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi,
lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya
hubungan, kekurangannya akan menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih
mendominasi kelebihannya.
Untuk kamu yang mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu
dapat mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak
dan apakah kamu siap dengan segala kekurangannya?
1405208050524341083
1405208050524341083
2. Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori, tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau
di awal sudah membongkar semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu
langsung ‘jijik’ dan pergi meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan
berarti kita harus menutupi kekurangan kita, karena jika memang dia
mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya. Jika tidak, lepaskan.
Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
1405207900406325012
1405207900406325012
3. Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap
romantis kepada kamu, namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk
membuka diri dan membiarkan pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan,
pikiran, keinginan dan kekurangan masing-masing?
Jika kalian merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba
pertimbangkan lagi, apa benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah?
Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap
untuk membuka diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?
14052073981282493313
14052073981282493313
4. Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama
intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang
selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu
kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih
dekat ke jenjang pernikahan.
14052071421712043790
14052071421712043790
5. Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan
logika dan wanita lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan
ini, banyak sekali pria yang kewanita-wanitaan dan wanita yang
kepria-priaan, namun percaya lah kodrat tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu dia mencintai
seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan
memikirkan kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang pria, mudah untuk jatuh cinta, namun rasa cinta tersebut juga
cepat hilang, terutama jika logikanya sudah tidak dapat menerima
kekurangan pasangannya.
1405207028612391041
1405207028612391041
6. Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang
sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang
berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya
perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi
dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat
kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia
memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada
banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan
sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti
punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan,
atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita
yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk
menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada
seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Semua perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu
takut dan cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau
mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?
1405207642326206305
1405207642326206305
7. Belajar dari pengalaman pribadi dan orangtua atau orang yang sudah
berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman lah
yang akan mengajarkan kita banyak hal dan mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta, semakin sedikit cinta yang akan kita
beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi takut dan apatis dalam
menjalin sebuah hubungan.
Seringkali orangtua menasehati kita, namun saat panah asmara sudah
menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan tidak jarang kita
merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan seperti
yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang yang lebih
berpengalaman.
Ketakutan akan kekecewaan dan rasa apatis terhadap cinta, sebenarnya
adalah pandangan yang menyesatkan. Namun sayangnya, doktrin dari
teman-teman yang sering putus cinta, orangtua, atau lingkungan sekitar
selalu mengarah ke sana.
Jadi, banyak-banyaklah mendengar dan belajarlah dari pengalaman, bukan
untuk menjadi takut dan apatis, namun untuk memperbaiki pandangan dan
cara kita dalam memilih pasangan yang tepat.
1405206849272136413
1405206849272136413
8. Beri ruang bagi pasangan dan diri sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka yang obsesif, membatasi ruang gerak
pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk pasangan dan diri sendiri
membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan waktu untuk banyak hal, pendidikan
untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang berkarir, teman-teman dan
yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau rasa cemas adalah hal yang wajar dan
kita perlu mengingatkan pasangan kita, saat mereka melakukan hal dibatas
kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan khawatir membuat kita
menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya, maka hubungan
tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
Ruang gerak diperlukan untuk mengetahui dan memperjelas mengenai
perasaan kita dan pasangan kita. Jika ternyata memang pasangan kita
beralih dan memilih yang lain, berarti dia tidak benar-benar mencintai
kita. Atau bisa jadi di masa-masa penjajakan tersebut, malah kita yang
berpaling dan menemukan orang yang lebih baik.
1405206672727280693
1405206672727280693
9. Rumput tetangga selalu lebih hijau.
Bagi kalian, terutama yang selalu membanding-bandingkan pasangan kalian
dengan mantan atau lawan jenis lainnya. Sadar lah, buka mata kalian,
kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah manusia biasa yang
memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan adalah penyakit kejiwaan yang membuat
kita selalu merasa tidak puas dan melihat “rumput tetangga” yang menurut
kita lebih hijau, walau tidak jarang pada akhirnya kita menyesal dan
kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan tepat.
Memilih boleh saja, selama ada pilihan, namun ingat, siap-siap untuk
dicubit, jika kalian ingin mencubit. Karma itu ada. Jadi, jangan
menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin disakiti.
Rumput tetangga boleh lebih hijau, tapi belum tentu lebih baik.
14052065051594695733
14052065051594695733
10. Bisakah kalian saling berpartisipasi dalam kehidupan pasangan
kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah dan kemudian pernikahan mereka
terasa hambar, karena tidak jarang mereka berjalan masing-masing.
Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran dan selera dan
tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak dapat
saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.
Kebanyakan pasangan suami istri, melakukan peran mereka secara umum
saja, namun kurang memperhatikan pasangannya, ini lah yang kemudian
dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan memudarkan perasaan cinta,
bahkan komitmen pernikahan.
Sebuah contoh sederhana dari sebuah cerita yang pernah saya baca.
Sepasang suami istri, melakukan tugasnya dengan baik. Sang istri adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik dan mengerjakan semua pekerjaan rumah
sampai larut malam, sedang suami adalah seorang yang workaholic dan
selalu pulang larut malam. Mereka hanya melakukan tugas dan kewajiban
mereka, namun mereka tidak menyediakan waktu dan masuk ke dalam
kehidupan pasangannya.
Pekerjaan dan kewajiban peran suami juga istri dalam rumah tangga memang
penting, namun yang terpenting adalah bagaimana dapat saling mengisi
dan menikmati saat-saat bersama pasangan kita. Walau terlihat sepele,
namun bisa jadi sangat bermakna.
Mungkin bagi kebanyakan wanita, menonton pria bermain game adalah
sesuatu yang membosankan, sama membosankannya dengan seorang pria
menemani wanita berbelanja, tidak dapat dipungkiri.
Lantas bagaimana mengatasinya? Ajak mereka untuk terlibat langsung dalam
aktivitas dan hobi kita. Misalnya saja, saat sedang berbelanja,
libatkan pasangan kita dalam memilih, asal jangan malah berkelahi karena
perbedaan pendapat.
Lantas bagaimana jika ternyata kalian memiliki selera yang berbeda dan
sering berkelahi karena perbedaan tersebut? Mungkin kalian bisa
membicarakan topik lain yang tidak bersangkutan dengan hobi kalian atau
belajar lebih menghargai pendapat pasangan kalian dan mengalah.
14052084461233579607
14052084461233579607
11. Belajar merelakan dan menerima.
Jika suatu saat, ketika kamu ditinggalkan oleh orang yang benar-benar
kamu cintai, maka relakan lah dan jalani hidup seperti sebelum kamu
bersamanya. Lagi-lagi sebuah teori yang mudah diucapkan namun sulit
dilaksanakan.
Mudah untuk jatuh cinta, tidak butuh waktu yang lama, namun untuk
melupakannya, mungkin butuh waktu sampai kita menutup mata.
Percaya lah, merelakan seseorang akan lebih baik daripada memaksanya
untuk terus bersama kita, karena kita juga tidak akan bahagia, untuk apa
kamu mendapatkan sebuah raga kosong tanpa jiwa? Bisa dipastikan,
hubungan yang dipaksakan, tidak akan berakhir bahagia.
Dalam hidup, akan ada yang datang dan pergi, dalam segala hal. Yang
perlu kita lakukan adalah beradaptasi dan membuka hati dan pikiran,
jangan terus fokus kepada masalalu. Show must go on.
Untuk sukses, kita harus berjuang mati-matian, jatuh bangun untuk
mencapainya. Sama halnya dengan mencari pasangan hidup yang tepat. Pada
akhirnya kita mungkin akan melewati beberapa orang yang tidak cocok dan
memang bukan jodoh kita, agar kita belajar dari kesalahan dan pengalaman
untuk memilah dan mendapatkan pasangan hidup yang tepat.
14052075055072607
14052075055072607
12. Jangan terburu-buru untuk menikah
Jika kalian merasa semua kriteria di atas telah terpenuhi, maka sudah
saatnya membicarakan hal yang lebih serius yaitu menikah.
Menikah butuh kesiapan fisik dan mental, juga materi. Semua tidak dapat
terpisahkan, ada banyak pasangan yang bercerai karena masalah finansial
sampai masalah mengurus anak. Ada baiknya, sebelum melaksanakan
pernikahan, kamu dan pasangan kamu sudah berkomitmen dan mempersiapkan
langkah kalian setelah menikah dan menyiapkan segala kebutuhannya.
Misalnya saja perencanaan ingin punya anak berapa, bagaimana tabungan
atau investasi yang ingin diambil untuk biaya pendidikan anak nantinya
dan sebagainya.
Pernikahan harus lah berdasarkan logika dan komitmen, jangan semata-mata
hanya berdasarkan emosi atau “suka sama suka”, karena rasa suka bisa
hilang, rasa cinta bisa pudar, namun jika logika, komitmen dan perasaan
telah menjadi dasar sebuah pernikahan, maka hubungan tersebut bisa
bertahan lama.
Memilih pasangan yang tepat bukan perkara mudah. Hidup tanpa kekasih
memang menyedihkan, tapi akan lebih menyedihkan jika menghabiskan sisa
hidup bersama orang yang tidak tepat.
Memilih lah selagi bisa memilih, sebelum terlambat dan menyesal. Ingat,
hidup adalah pilihan, masa depan adalah konsekuensi dari perbuatan kamu
di masa sekarang dan masa lalu. Hanya kamu lah satu-satunya orang yang
bisa menentukan kebahagiaan dan jalan hidupmu.
Note: Tulisan di atas murni karya saya pribadi. Untuk saran atau kritik
dan tanya jawab, silakan isi di kolom komentar. Silakan copy paste,
namun tetap santun dengan cara memasukkan nama dan email penulis.
Semoga tulisan saya dapat membantu pembaca terutama untuk kalian yang
belum menikah agar lebih cermat dalam memilih pasangan hidup
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryukiseki/tips-memilih-pasangan-yang-tepat-sebelum-menikah_54f6abeea33311ea5a8b45d6